Via google
***
Namanya Surti, gadis ke sekian yang saat ini membuat Tedjo kembali jatuh hati. Selain cantik dan imut, Surti juga bahenol, ginuk-ginuk serta semok semlohay. Kelebihan Surti tidak cuma itu saja, Surti merupakan anak satu-satunya, serta pewaris tunggal harta kekayaan serta perusahaan orangtuanya. Perusahaan orangtua Surti bergerak dibidang jasa. Tepatnya jasa cuci motor dan mobil. Tidak hanya melayani cuci motor dan mobil, perusahaan ayah Surti juga melayani cuci sepeda, karpet, tikar, kasur, bedcover, tenda, sepatu, tas, macan, banteng, onta, pesawat, tank, kapal, kereta api, cuci tangan, cuci gudang serta cuci otak. Faktor-faktor tersebutlah yang membuat Tejo jatuh hati kepada Surti.
Seperti sebelum-sebelumnya, perjalanan cinta Tejo tidak semulus paha cewek SMA. Lagi dan lagi, Tejo ditolak cewek untuk kesekian kali. Mungkin sudah takdirnya, Tejo harus menjadi pecundang sejati.
"Maaf mas, bukannya aku tidak mau jadi pacarmu. Tapi aku tidak bisa menerima cintamu!"
"Lha kenapa dek? Padahal aku ini ganteng, gaul, kaya pula. Kenapa kamu tidak mau menjadi pacarku?"
"Bukan karena masalah itu mas. Tapi berdasarkan CV yang kamu buat, pengalamanmu dibidang percintaan masih nol mas, banyak gagalnya dan berulang kali ditolak setiap nembak!"
Jedarrrrr!!! Seperti disambar petir, kalimat penolakan Surti tersebut membuat Tejo sakit hati.
"Awas kamu Surti, akan aku buat kamu bertekuk lutut dihadapanku!" ancam Tejo dalam hati
***
Dengan mengendarai
Sesampainya dirumah Hendro, Tejo langsung disambut oleh Hendro sendiri dan dipersilahkan masuk kedalam rumahnya. Setelah beberapa menit ngobrol kesana kemari, Tejo langsung mengutarakan niat serta tujuannya menemui Hendro.
"Ndro, kamu itu tidak ganteng, tidak kaya tapi kok gampang banget nyari pacar. Sedangkan aku yang ganteng serta kaya ini, susah berkali-kali ditolak setiap kali nembak!"
"Udah bawaan lahir Jo!" jawab Hendro dengan entengnya
"Jancok, ditanya serius kok malah jawabnya gitu!"
"Lha gimana lagi sih Jo? Aku juga tidak tau. Orang setiap kali aku bilang I Love U ke cewek, pasti dia balas I Love U too!"
"Mbok ya, aku ini diajarin, gimana caranya dapetin pacar!" ucap Tejo setengah memohon
"Masalahmu itu terlalu pelik Jo. Soal tampang dan harta, bagimu tidak jadi masalah. Aku juga bingung, kok kamu sulit banget dapet pacar. Terakhir, si Surti juga menolakmu. Kalo menimbang masalah tampang dan harta, seharusnya si Surti mau jadi pacarmu."
"Lha itu Ndro masalahnya!"
Hendro berpikir sejenak, sambil mengelus-elus dengkulnya. Berharap, dia bisa menemukan solusi yang tepat.
"Nahhh, bagaimana kalo kita pergi ke orang pintar!"
"Ide yang bagus itu Ndro. Ayo kita bergegas menemui Prof. Dr. Michael Susanto!"
"Siapa itu Jo?" tanya Hendro ingin tau
"Orang pintar. Dia Dekan di kampusku Ndro!"
"Ndiasmu sempal!" ucap Hendro dengan nada kesal
***
Setelah diberi penjelasan panjang lebar oleh Hendro, akhirnya Tejo pun ngerti yang dimaksud orang pintar oleh Hendro itu adalah seorang dukun. Karena suatu hal, Hendro tidak bisa mengantar Tejo kerumah dukun tersebut. Dia hanya memberi alamat lengkap dukun yang akan Tejo tuju.
Setelah diberi alamat lengkap rumah si dukun tersebut. Tejo tidak lantas beranjak pergi, dia meminta secarik kertas serta pulpen pada Hendro.
"Buat apa sih kertas sama pulpen ini Jo?" tanya Hendro keheranan
"Sudah, kamu diem aja. Saya mau menulis surat!"
"Surat buat siapa? Jamannya sudah pake email kayak gini kamu malah mau ngirim surat."
"Lha kamu kan cuma ngasih alamat rumah doang toh? Tidak ngasih alamat email dukun yang kamu bilang tadi. Ya aku nulis surat aja buat dia!" jawab Tejo tanpa rasa bersalah. "Secara, aku kan tidak berani kerumah dukun itu sendiri kalo tidak kamu temani Ndro!"
"Jancokkkkk!" ketus Hendro dengan nada kesal.
***
Dilihat dari luar pagar, rumahnya nampak menakutkan, dihalaman rumahnya ditanami berbagai macam bunga yang biasanya tumbuh di kuburan. Bulu kuduk Tejo nampak berdiri semua, merinding begitu akan memasuki pekarangan rumah dukun tersebut. Didekat pagar, nampak papan nama berukuran dua meter persegi, bercat putih bertuliskan "Ki Amat, status terakreditasi!"
Sesampainya didepan pintu rumah Ki Amat, dengan perasaan ketakutan Tejo mengucapkan salam serta mengetuk pintu dengan lembutnya, but, but, buuutttt.
Setelah berkali-kali mengetuk-ketuk pintu, serta mengucapkan salam. Keluarlah sosok lelaki paruh baya, memakai sarung dan kaos oblong bertuliskan I Love Bali yang secara tersirat menunjukkan kalo dia pernah pergi ke Pulau Dewata itu. Lelaki tersebut mempersilahkan Tejo masuk dan duduk diruang tamu lalu menanyakan apa gerangan tujuan Tejo datang kesana.
"Sebelumnya, saya perkenalkan dulu nama saya dek. Nama facebook saya Aliando Miliknya Adek Tini, karena kepanjangan biar lebih akrab panggil aja Ki AMAT!" sambil menyodorkan tangan kanannya
"Saya Boy, ehhhh saya Tejo ki!" jawab Tejo sedikit grogi menjabat tangan Ki Amat
" Sebelumnya, ada maksud apa adek datang kesini? Mau minta jawaban soal UAN? Atau mau dilancarkan rejekinya?" tanya Ki Amat
"Begini ki...." lalu Tejo menjelaskan serta menceritakan apa maksud kedatangannya kerumah dukun tersebut
"Ooohhh begitu, jadi kamu sakit hati sama si Surti itu?" tanya ki Amat sambil mengelus-elus jenggotnya
"Iya ki, saya mau minta tolong agar aki bersedia membantu saya meluluhkan hati si Surti. Berapapun mahar yang aki minta, saya bisa menyanggupi!"
Ki Amat diam sejenak, menghisap sebatang rokok lalu menghembuskan asapnya.
"Gini dek. Saya ini dulu dukun yang sangat terkenal karena saya sakti. Segala permasalahan klien yang datang minta tolong kesini, saya bisa atasi. Namun akhir-akhir ini, kesaktian saya khususnya masalah pelet sudah agak menurun dek. Semenjak orang-orang lebih suka pakai pelet dari Jepang, omset saya mulai berkurang. Saya cuman bisa kasih saran, kalo adek mau dapet pacar, motor Supra adek sebaiknya ditukar dengan Ninja. Kan katanya adek ini anak orang kaya."
Tejo mulai mencerna apa yang dimaksud oleh Ki Amat. Dengan rasa sedikit kesal karena solusi yang Ki Amat berikan tidak menyelesaikan apa yang Tejo keluhkan. Tejo pun lantas bertanya kepada Ki Amat. "Ki, Aki sudah punya istri?"
"Belum dek, memangnya kenapa?"
"Pantes aja omsetnya menurun, lha wong nyari istri aja aki tidak bisa. Lha kok aki pasang jasa pelet segala!"
Ki Amat nampak marah mendengar ucapan Tejo.
"Kalo aki bener-bener sakti, harusnya kan aki sekarang sudah poligami!" ucap Tejo sambil ngeloyor pergi tanpa pamit
***
Dua minggu setelah kejadian di rumah Ki Amat. Tejo nampak sudah tidak mengejar-ngejar Surti. Dia kini sudah punya tambatan hati yang baru lagi. Dan Ki Amat pun senyum - senyum sendiri.
"Rasain, peletku bener-bener sakti kan? Berani-beraninya ngeremehin Ki Amat." ujar Ki Amat pada Tejo dalam hati

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>
EmoticonEmoticon